Sebagai peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia, Candi Prambanan memang memiliki pesona keindahan tersendiri. Sebab selain bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, candi Prambanan juga menyimpan kisah sejarah dan legenda yang sangat menarik wisatawan. Tak heran bila candi yang terletak di tepi jalan raya 17 Km dari Yogyakarta menuju Solo ini menjadi obyek wisata andalan bagi kedua kota tersebut.
Komplek candi yang dibangun pada abad 9 M ini memiliki tiga bangunan utama berarsitektur indah setinggi 47 meter. Ketiga bangunan tersebut melambangkan Trimurti, yaitu ajaran tentang tiga dewa utama yang terdiri dari Candi Siwa (Dewa Pelebur) di tengah,
Candi Brahma (Dewa Penjaga) di selatan, dan Candi Wisnu (Dewa Pencipta) di utara. Kemudian di depan bangunan utama ini terdapat tiga candi yang lebih kecil sebagai perlambang Wahana (kendaraan) dari Trimurti. Ketiga candi tersebut adalah Candi Nandi (kerbau) yang merupakan kendaraan Siwa, Candi Angsa kendaraannya Brahma, dan Candi Garuda kendaraan Wisnu.
Para wisatawan juga dapat melihat dan mengikuti kisah cerita Ramayana yang reliefnya dipahatkan searah jarum jam pada dinding pagar langkan Candi Siwa dan bersambung di Candi Brahma. Sedangkan pada pagar langkan Candi Wisnu dipahatkan relief cerita Krisnayana.Legenda Candi Prambanan
Memasuki Candi Utama (Candi Siwa) dari arah utara, wisatawan juga dapat melihat patung seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang. Menurut legenda, Roro Jonggrang adalah putri Raja Boko yang ingin dinikahi oleh Bandung Bondowoso, seorang lelaki perkasa Putra Raja Pengging. Roro Jonggrang yang tidak mencintai Bandung, berusaha menolak pinangan ini dengan mengajukan syarat agar dibuatkan seribu candi dalam satu malam.
Dengan kekuatan supranatural, Bandung menyanggupi syarat tersebut dan hampir berhasil menyelesaikan tugasnya. Roro Jonggrang yang panik, berusaha menggagalkan keberhasilan ini dengan mengerahkan para wanita desa untuk membakar jerami dan menumbuk padi sehingga suasananya berubah seperti pagi hari.
Mengira tenggat waktunya telah berakhir, semua kekuatan supranatural yang membantu Bandung berlarian. Tak ayal, pekerjaan yang nyaris selesai akhirnya terbengkalai. Kegagalan ini tentu saja membuat Bandung murka. Dan karena tidak dapat menahan amarahnya, Bandung mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah patung.
Kisah legenda tersebut secara lengkap dapat wisatawan lihat di gedung Museum yang berada di dalam lokasi Candi Prambanan. Sebab selain memiliki ruang Audio Visual yang memutarkan film selama 15 menit tentang sejarah ditemukannya Candi Prambanan hingga proses renovasi dan purna pugarnya secara lengkap, Museum ini juga memamerkan koleksi benda-benda arkeologi serta perhiasan-perhiasan peninggalan raja Mataram kuno yang ditemukan di Wonoboyo, Klaten.
Objek wisata Alam Deles Indah
Objek wisata Deles Indah terletak di lereng gunung Merapi, tepatnya di Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang, kurang lebih 30 kilometer dari pusat kota Kabupaten Klaten.
Objek wisata ini menawarkan panorama alam yang indah serta sejuknya hawa asli pegunungan.
Berada di kawasan kaki gunung Merapi, merupakan salah satu objek wisata yang menjadi tujuan para wisatawan.
Di area lokasi wisata Deles Indah tersedia beberapa fasilitas penunjang, diantaranya:
- Pesanggrahan
- Bumi Perkemahan
- Penginapan
Read more: http://miripan.blogspot.com/2012/02/inilah-tempat-wisata-di-klaten.html#ixzz1pBvpaEJ2
Objek wisata Rawa Jombor
Objek wisata Rawa Jombor terletak di Desa Krakitan Kecamatan Bayat, merupakan daerah tujuan wisata dengan pemandangan alam yang sangat menarik, dengan hamparan air rawa yang jernih.
Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan kapur yang sangat indah. Oleh penduduk sekitar daerah tersebut dimanfaatkan sebagai tempat pancingan dan budidaya ikan dalam terumbu. Selain itu juga difungsikan sebagai tempat penampungan air untuk irigasi daerah-daerah sekitarnya. Yang menarik, kini di dalam rawa ini sangat banyak dijumlai warung-warung atau rumah makan apung yang banyak digemari para wisatawan.
Selain untuk objek wisata dan pancingan, juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk budidaya ikan terumbu dan rumah makan apung. Tampak rumah-rumah makan apung di tengah rawa dengan latar balakang pegunungan yang indah nan elok, dan latar depan trumbu apung, yang dibudidayakan oleh warga masyarakat sekitar.
Sebagai daerah wisata, pada hari-hari besar tertentu, terutama hari libur dan hari besar nasional, jumlah pengunjung meningkat. Selain menikmati indahnya pemandangan dan angin yang sepoi-sepoi, juga tidak kalah asyiknya memancing bersama anggota keluarga.
Pengunjung yang ingin menikmati masakan ikan goreng yang gurih, seperti kakap dan nila di tengah rawa dapat dijumpai rumah makan terapung yang biasa menghidangkan berbagai masakan tersebut.
Objek wisata Musium Gula
Banyak daerah memiliki pabrik gula. Tapi hanya Klaten, Jawa Tengah yang memiliki Museum Gula. Beragam koleksinya dapat membuat kita kagum dan bangga. Museum Gula Jawa Tengah terletak di lingkungan kompleks Pabrik Gula Gondang Baru Klaten, termasuk dalam wilayah Desa Gondang Baru, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.
Letak museum sangat strategis karena berada persis tepi jalan utama/ jalan raya yang menghubungkan kota Yogyakarta dengan Kota Solo. Pendirian Museum Gula Jawa Tengah dilandasi, pertimbangan bahwa perkembangan industri sebagai data untuk pengembangan lebih lanjut. Gagasan pertama dimulculkan oleh Gubernur Propinsi Jawa Tengah yang kala itu dijabat oleh Bapak Soepardjo Roestam dengan dukungan penuh dari Bapak Ir. Waryatno, direktur utama PTP. XV – XVI (persero).
Peresmian berdirinya museum dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 1986, bertepatan dengan diadakannya Kongres Internasional Soceity of Sugar Cane Technologist (ISSCT) di Pasuruan Jawa Timur yang dihadiri para ahli gula seluruh dunia. Museum Gula Jawa Tengan menempati sebuah bangunan lama, yaitu bangunan bekas tempat tinggal yang bergaya arsitektur klasik Eropa.
Bangunan museum didirikan di atas areal tanah seluas 1.261,20 meter persegi dengan luas bangunan 240 meter persegi yang terdiri dari ruang pameran tetap, perpustakaan, lavotary, dan musholla, seta dilengkapi dengan ruang auditorium seluas 753 meter persegi. Status penyelenggaraan museum dilaksanakan oleh PTP. XV – XVI (Persero)yang berkedudukan di Surakarta dan dikelola oleh Pabrik Gula Gondang Baru Klaten.
Dilihat dari jenis koleksinya, museum Gula Jawa Tengah termasuk jenis museum khusus dengan bercirikan teknologi. Koleksi-koleksinya terdiri dari peralatan tradisional penanaman tebu bibit tebu, peralatan tradisional pemeliharaan tanaman tebu dan alat-alat, mekanisme atau fabrikasi dari pabrik gula, serta beberapa foto penunjang. Foto-foto penunjang, antara lain: foto pabrik gula lama, foto upacara giling pertama, tiruan visualisasi ruang administrasi lama dan lain-lain.
Rumah hunian yang sejak tahun 80-an resmi menjadi museum itu, pagi-pagi sudah dibuka untuk umum, walau belum terlihat petugas berjaga. Hingga seorang pria dewasa yang masih tampak muda, datang menyapa. Kami pun berbincang mengenai apa saja yang ada di dalam bangunan dan pekarangan Museum Gula.
Setelah membubuhkan nama, alamat, tanda tangan serta membayar tanda masuk seharga Rp. 3.500,- kita dipandu petugas berkeliling museum. Di dalam ruang pendaftaran saja, ada berbagai koleksi yang dapat kita simak, mulai dari maket pabrik gula (secara umum), beberapa toples berisi beberapa produk pabrik gula sampai limbahnya (seperti gula pasir, tetes tebu, ampas tebu, dsb), hingga koleksi macam-macam tanda mata dari pengunjung.
Di ruang berikutnya, kita dapat menyaksikan maket pabrik gula Baturaja, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan. Masih di ruang yang sama, dipajang koleksi yang berhubungan dengan proses produksi gula, sejak dari masa penanaman hingga pembuatan gula. Tak hanya alat pertanian yang digunakan dalam bercocok tanam tebu, bahkan sejumlah hama pengganggu tanaman juga dipajang.
Selain itu ada mesin-mesin yang digunakan di sebuah pabrik gula (manual-modern) dan alat laboratorium. Terlebih lagi di ruang berikutnya. Beberapa koleksi di ruang ini mungkin dapat membangkitkan kenangan masa kecil. Sebab disana dipamerkan berbagai jenis perangkat kerja seperti mesin ketik, mesin hitung, juga alat hitung manual yang semuanya terlihat antik. Beberapa diantaranya dibuat tahun 1900-an.
Museum Gula masih punya koleksi lain yang tak kalah menarik. Ada loko buatan Jerman produksi tahun 1901, pedati (semacam gerobak yang digerakkan dengan sapi/kerbau), yang digunakan sebagai pengangkut tebu dari ladang ke pabrik, dan alat transportasi untuk inspeksi di perkebunan.
Objek wisata Rawa Jombor
Salah satu tempat wisata klasik yang sudah cuku dikenal di Kota Klaten adalah Pemancingan Janti di Kecamatan Polanharjo. Pemancingan Janti sudah sejak lama menjadi alternatif bagi masyarakat Klaten dan sekitarnya (Solo, Jogja, Boyolali, Sukoharjo) untuk berwisata, mulai dari menghabiskan waktu di akhir pekan, reuni, arisan, pertemuan keluarga, atau sekedar ingin mancing saja.
Pemancingan Janti terletak di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo dan merupakan salah satu Desa Wisata di Kota Klaten. Di kampung ini bisa Anda bisa menemukan rumah-rumah penduduk yang "disulap" menjadi rumah makan lengkap dengan arena pemancingan, bahkan di beberapa pemancingan yang cukup besar terdapat kolam renang dan fasilitas bermain anak-anak.
Karena memang berkonsep tempat jajan, maka pergi ke Janti memang tak bisa dipisahkan dengan wisata kuliner. Menu makanan yang ditawarkan di setiap rumah (pemancingan) tentu saja berhubungan dengan ikan air tawar, mulai dari kakap, bawal, lele hingga gurame baik yang dimasak dengan digoreng maupun di bakar. Keistimewaan dari makanan tersebut tentu saja berada pada kesegaran ikan yang dimasak, karena ikan-ikan yang dimasak tersebut diambil langsung dari kolam-kolam langsung.
Objek Wisata Cokro Tulung
Klaten kembali menjadi pilihan destinasi Koran JITU edisi 46 ini. Obyek wisatanya, Umbul Ingas di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten. Jurnalis Koran JITU Anwar Mustafa yang baru saja berkunjung ke sana, menuliskan deskripsinya terhadap obyek wisata yang baru saja ditambahi fasilitas baru itu.
UMBUL Ingas merupakan salah satu obyek wisata favorit di Klaten. Kawasan wisata air ini selalu ramai karena lokasinya se juk, bermata air jernih dan pemandangan alur sungai yang indah.Selain tempatnya yang nyaman ka rena dikelilingi puluhan pohon raksasa yang menjulang tinggi , mata airnya terus meng alir memenuhi tempat permandian. Be nar-benar jernih dan menyegarkan. Sa at Koran JITU mengunjungi obyek wisata ini, 28 Juli 2009, kebetulan bertepatan denga n liburan sekolah. Ribuan masyarakat me menuhi tempat itu. Mereka kebanyakan pendatang dari luar kota.berasala dari umbul ingas, sebuah mata air yang tidak pernah berhenti mengeluarkan airnya sepanjang musim. Sekelilingnya, terdapat popoh-popoh yang besar dan rindang, membuat sekitar umbul menjadi sangat nyaman. Cocok untuk sekedar duduk-duduk melepas lelah. Tanpa harus mandi, hanya memandangi aliran air yang bening saja, pikiran sudah tenang kembali.Biaya tiket masuk per orang di Pemandian Cokro Tulung ini sebesar Rp. 5.000,- dan biaya parkir sepeda motor sebesar Rp. 2.000,- Kebanyakan pedagang asongan dalam objek wisata pemandian cokro tulung ini juga menyewakan tikar yang bisa Anda gunakan untuk duduk-duduk di bawah pohon sebesar Rp. 5.000,- per tikar. Sewa ban ukuran besar Rp. 3.000,- dan ukuran kecilnya Rp. 2.000,- per buahnya.
Untuk memasuki pemandian cokro tulung, Anda akan melintasi sebuah jembatan gantung yang terbuat dari kayu dan bercat biru sepanjang kurang lebih 25 meter, dengan tinggi 10 meter dari dasar sungai. Di sepanjang sungai, banyak juga anak muda yang mandi dan bermain-main di sana.
- Itulah Sebagian Dari Objek Wisata Di Kota Klaten Jawa Tengah.